Siswa SMAN 15 Takengon ikuti Pendidikan Entrepreneurship bersama Dosen Pascasarajana MM UNIKI

Sejumlah 135 Siswa/i didampingi 15 guru di SMA Negeri 15 Takengon Aceh Tengah mengikuti Pendidikan Entreprenuership (kewirausahaan). Kegiatan yang berlangsung pada hari sabtu, 22 Februari 2020, bertempat di Aula Kampus SMAN 15 Takengon jalan Simpang Kelaping, Kec. Pegasing, Kab. Aceh Tengah.  Menurut informasi yang awak media dapatkan langsung dari Kepala SMAN 15 Takengon, Drs. Supardi, event ini terselenggara atas kerjasama dengan Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen.  “Kami, pihak sekolah sangat terbantu dengan kegiatan ini, dan diharapkan siswa SMA kami khususnya siswa yang saat ini berada pada kelas akhir ini mampu menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan, sepakai salah satu profesi yang dapat dikembangkan di tanah gayo ini, pangkas Supadi.

Pendidikan Entreperenuership yang berbentuk talkshow/Seminar ini bertemakan “Membentuk Jiwa Enterpreneur Bagi Generasi Millenial dengan Metode Canvas” di buka oleh Kepala SMA 15 Takengon, yang juga dihadiri oleh para pengawas sekolah di Kabupaten Aceh Tengah, di antaranya Bapak Misdar, S.Pd, M.Pd dan Bapak Makhmud Riyadi, M.Pd, serta Ketua STIT Al-Washliyah Aceh Tengah, Drs. Amry jalaluddin.

Nara sumber yang hadir dari UNIKI, adalah Dr. Azhari, SE., M.Si Ak, CA, yang juga merupakan Wakil Rektor III UNIKI dan Kamaruddin, S.Pd, M.M, pengurus PPS MM UNIKI.  Dalam paparannya, Azhari menyatakan membentuk wirausaha bagi generasi milenial suatu keniscayaan saat ini, apalagi bagi daerah yang berpotensi untuk dapat dikembangkan, baik hasil buminya dan kreativitas masyarakatnya dalam bisnis, seperti di tanah gayo, Takengon.  Doktor bidang kewirausahaan asal gayo ini melanjutkan “pentingnya menumbuhkan jiwa wirausaha bagi kalangan siswa, karena peluang kerja semakin sempit. Oleh karena itu hendaknya kalangan milenial diharapkan untuk dapat menciptakan peluang kerja, dengan potensi yang dimiliki daerah’ tuturnya.

Beliau juga memberikan tips untuk menemukan ide bisnis dengan model canvas. Business model canvas (BMC) merupakan bentuk sederhana untuk membuat rencana bisnis, sehingga bisnis atau usaha yang akan dirintis ke depan lebih terarah. Papar alumni dayah bustanul ulum Langsa ini.

Lalu Kamaruddin, MM, yang memandu acara ini, menambahkan bahwa  Pertarungan bisnis di era milenial sangat ketat dan sulit diprediksi. Ini tak lepas dari karakteristik consumer-nya. Disadari bahwa generasi milenial ini dibesarkan oleh teknologi dan kemudahan informasi. Mereka serba kritis, serba cepat, serba instan dan terbebas dari comfort zone.

Mengutip Koran Jakarta (12/2/2018), Kamaruddin menyatakan pada tahun 2015 lalu, jumlah millenial di Indonesia lebih dari 84 juta orang, mungkin saat ini bias bertambah mencapai 100 juta pada rentang usia 15-34 tahun. Sedangkan jumlah penduduk di Indonesia mencapai 300 juta. Jadi kalau dipersentasikan, millenials ada sekitar 33 persen dari penduduk Indonesia.   Kita baca di Koran, ada pakar membagi millenial ala Indonesia ini dalam 3 kelompok. Kelompok pertama adalah The Students Millenials yang lahir pada 1993 hingga 2000. Kelompok kedua adalah The Working Millenials yang lahir pada 1987 sampai 1993. Kelompok ketiga adalah The Family Millenials, yaitu mereka yang sudah mulai berkeluarga atau mulai memikirkan ke arah tersebut. Kelompok ini rata-rata berusia 32-40 tahun saat ini. Mereka adalah produk era reformasi karena pada 1998 mereka baru saja lulus SMA dan juga mengalami masa transisi dari analog menjadi digital pada masa SMA.

Dengan kecanggihan teknologi informasi saat ini, kegiatan bisnis para generasi milenial sangat diuntungkan.  Bahkan untuk itu juga Pemerintah ikut merangsang generasi millenial untuk berwirausaha dengan memfasilitasi melalui pembangunan gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup), seperti Incubator Business Center di Semarang, tutup Kamaruddin. (win_kucak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *