Parenting School di SMAN 1 Simpang Mamplam bersama Dr. M. Yusuf A. Samad

SMAN 1 Simpang Mamplam, 27 Agustus 2019. (Laporan: Rahmawati Ummi Atqa).  Pendidikan adalah upaya agar seluruh siswa (lulusannya) menjadi manusia yang cerdas secara intelektual (carong), cerdas dalam ranah spiritual (ta’at), dan cerdas emosional (bijak), maka seharusnya semua lembaga pendidikan memiliki visi menjadikan lulusannya menjadi pemimpin yang memiliki ketiga kecerdasan tersebut.   Untuk mewujudkan visi tersebut, kerjasama sekolah dan orang tua siswa menjadi sebuah hal yang mutlak. Demikian Parenting School yang di gelar SMA Negeri 1 Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Selasa (27/8/2019).   Acara yang bertemakan “Mensinergikan Peran Sekolah dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak” tersebut menghadirkan nara sumber Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Dosen Pascasarjana Magister Manajemen UNIKI Bireuen, Dr. H. M. Yusuf A. Samad, S.PdI, M.M.  Acara Parenting School tersebut, di ikuti tidak kurang dari 40 para guru di lingkungan SMAN 1 Simpang Mamplam, perwakilan wali siswa, dan Pengawas Sekolah.  Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 30 Tahun 2017, pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. Hal ini diharapkan bisa mendorong penguatan pendidikan karakter anak, meningkatkan kepedulian keluarga terhadap pendidikan anak, membangun sinergitas antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan demikian akan terwujud  lingkungan belajar  yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Juga langkah Ki Hadjar Dewantara dalam membangun pendidikan,menyatakan, lingkungan keluarga adalah suatu tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan dan sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga adalah tempat pendidikan yang lebih sempurna sifat dan wujudnya daripada pusat yang lainnya untuk melangsungkan pendidikan kearah kecerdasan budi pekerti (pembentukan watak individual) dan sebagai bekal hidup bermasyarakat. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang sempurna bagi pendidikan kecerdasan dan budi pekerti ketimbang pendidikan-pendidikan yang lain (selain keluarga). Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang sangat penting terutama pendidikan agama, yang mutlak harus dilakukan oleh kedua orang tuanya sejak dini sampai dewasa. Lebih-lebih kalau kita ingat, bahwa keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama, bahkan juga berfungsi sebagai peletak dasar pembentukan pribadi anak.  Pendidikan dalam keluarga merupakan hal fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Artinya, hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Orang tua berperan sebagai pendidik dengan mengasuh, membimbing, memberi teladan, dan membelajarkan anak. Sedangkan anak sebagai peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar dengan cara fikir, menghayati, dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya. M. Yusuf, mengungkapkan,  Orangtua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain dalam mendidik anak bangsa. Terlepas dari beragamnya asumsi masyarakat, ungkapan “buah tak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya” adalah sebuah gambaran betapa kuatnya pengaruh orangtua terhadap perkembangan anaknya. Melihat kenyataan demikian, maka keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan di dalam mendidik anak harus juga berani mengubah mindset diri, meninggalkan segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Orangtua tidak hanya menuntut anak untuk berubah, tetapi mau berubah bersama-sama dengan anak. Begitu pula sekolah (para pendidik/ guru) harus berani keluar dari zona nyaman untuk memberikan perhatian ekstra kepada anak-anak didik. Guru tidak saja membekali anak dengan pengetahuan, namun secara komprehensif meliputi sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Dan, untuk kemajuan bersama dibutuhkan gerakan bersama, seperti ajakan Presiden Joko Widodo mengenai revolusi mental. Dengan cara, orangtua dan sekolah menjalin kerja sama yang baik. Semua hal yang terjadi, baik di rumah maupun di sekolah hendaknya dicatat dengan baik oleh kedua belah pihak sehingga ketika ada hal yang janggal pada anak, hal ini bisa dijadikan bahan untuk mengevaluasi sejauh mana perubahan yang dialami oleh anak, baik sifat negatifnya maupun positifnya@2019. Simpang Mamplam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *